Rumah adat Using telah ada sejak jaman dahulu, yang telah diturunkan oleh nenek moyang. Rumah adat yang masih asli, atapnya terbuat dari ijuk/pohon kelapa/alang-alang, beralaskan tanah dan fentilasi yang letaknya di bawah. Di era sekarang ini, sudah banyak ditemukan arsitektur-arsitektur bangunan yang menggunakan bahan yang lebih kuat seperti batu bata, keramik, genteng, dll. Jadi, rumah adat mulai banyak ditinggalkan oleh masyarakat Banyuwangi. Namun, masih ada sebuah desa yang masih kental dan tidak banyak berubah yaitu Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Di desa ini masih banyak yang menggunakan rumah adat Using meski diberi sedikit perubahan. Di Kemiren juga ada seseorang pakar yang mengetahui segala seluk beluk dari rumah adat Using yaitu Bapak Mudin Timbul. Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan hasil wawancara saya dengan beliau.
Terdapat 3 macam rumah adat Using, yaitu :
- Tikel Balung
- Baresan
- Crocogan
Yang menjadi pembeda diantara ketiga macam rumah ini ialah Rap nya, Rab berasal dari bahasa Inggris (roof) yang berarti atap. Tikel Balung memiliki 4 rab, baresan 3 rab dan crocogan 2 rab.
![]() |
| Jenis Tikel Balung (Sumber : Dokumen Penulis) |
![]() |
| Jenis Baresan (Sumber : Dokumen Penulis) |
Perihal tentang bentuk atap ini bisa dijadikan sebagai tolok ukur tingkat perekonomian pemilik rumah. Apabila diurut dari tingkat perekonomian tinggi ke rendah, maka dari tikel balung, baresan hingga yang paling sederhana bentuknya yaitu crocogan. Selain itu, salah satu ciri khas rumah adat Using yaitu memiliki fentilasi dibawah, caranya ialah memberi jarak sekitar 20 cm antara tanah dan gedeg (bambu anyam) yang digunakan sebagai dinding.
Bagi orang Using, bangunan rumah bisa difilosofikan dengan lambang rumah tangga. Dimulai dari yang bentuknya paling sederhana, yaitu Crocogan (arti: cocok) maka apabila laki-laki dan perempuan yang tidak melanjutkan pendidikan sudah cocok, maka mereka bisa langsung menikah untuk menyebabkan hal yang tidak diinginkan. Lalu tikel balung (arti: berliku-liku), apabila sudah menikah pasti menghadapi berbagai lika-liku kehidupan. Jadi, sebuah pasangan harus selalu tegar dan kuat untuk menghadapi cobaan hidup. Apabila mereka sudah berhasil, maka beres lah semua urusan , yaitu baresan (arti: beres).
Rumah adat Using memiliki 4 bagian ruang :
1. Amper : merupakan teras, disebut amper karena untuk tempat mampir alias ruang tamu.
2. Hek (baleh) : merupakan batas antara amper dan njero omah. Yang berarti pembatas wilayah pribadi dengan yang boleh diketahui orang lain.
3. Njero Omah : berarti dalam rumah yang sudah termasuk pribadi pemilik rumah, dalam artian orang lain tidak boleh tahu.
4. Pawon : merupakan tempat untuk memasak.
Istilah-istilah dalam arsitektur rumah adat using dan filosofinya dalam sebuah keluarga:
1. Saka (kayu penyanggah rumah/kolom) : rumah adat using umumnya memiliki 4 saka yang difilosofikan sebagai awal dari bahagia yang terdiri dari suami,istri,dan kedua orang tua.
2. Ubeg (penguat saka) : memiliki arti perasaan, seseorang yang jatuh cinta pasti sering kepikiran (using: gelibekan).
![]() |
| Saka / Kayu Penyanggah dan Ubeg (Sumber : Dokumen Penulis) |
3. Lambang Pikul : tanggung jawab suami sangat besar.
4. Suwunan : Istri juga memiliki tanggung jawab dalam mengatu rumah tangga.
5. Jait pendek dan jait panjang : Jangan membuka aib keluarga / pasangan kepada orang lain.
6. Penglari (gording) : Sebagai suami, jangan hanya bekerja dirumah. Tapi carilah nafkah kemana saja.
7. Dur (penyangga reng/usuk) : dalam berumah tangga harus terbuka sama lain alias jujur.
8. Reng (kayu-kayu penyangga lapisan atap) : melambangkan kedudukan orang tua, meski tenaga mereka kecil namun mereka memiliki pemikiran yang jauh.
9. Ampog : Teras yang terletak di kanan-kiri rumah.
10. Bentur : halaman rumah atau tanah terbuka yang lebarnya seperti amper dan biasanya ditanami dengan bunga menur.
Syarat-syarat membangun rumah :
1. Menghadap jalan raya
2. Menentukan hari yang baik untuk membangun rumah (kepercayaan)
Kekurangan Arsitektur : karena semua bahannya terbuat dari alam, maka yang merusak juga alam. Seperti atap yang terbuat dari daun lama-kelamaan apabila dihantam hujan pasti akan rusak, terdapat binatang yang bisa merusak bahan seperti rayap. Dengan semakin berkembangnya teknologi bahan bangunan, kini bahan-bahan yang mudah lapuk digantikan dengan bahan yang lebih awet.
Kelebihan Arsitektur :
- Tahan Gempa karena ringan dan lentur
- Cepat dibangun dan dipindah karena menggunakan sistem knock-down




0 comments:
Post a Comment